Minggu, 13 Mei 2012

#hari5: Aku, Kamu, Kita

Oke, aku absen 5 hari.. ╭(╯⌒╰)╮ Bukan tanpa alasan tentunya.
Selasa siang aku harus buru - buru pulang dari kantor karena travel sudah menjemputku. Aku memang berencana pulang, karena teman SMA ku yang sudah aku anggap seperti saudara sendiri akan menikah esok harinya. Kalau aku pikir, aku pasti akan sangat capek, melakukan perjalanan Surabaya - Pati, kemudian Pati - Semarang dilanjut Semarang - Ambarawa. Tapi dibandingkan memikirkan rasa capek, aku lebih membayangkan bagaimana rasanya bertemu dengan kawan lama yang sudah bertahun-tahun tak berjumpa.
3 tahun bersama, tinggal dalam satu atap, makan dalam satu tempat, ibadah dalam satu masjid, sekolah di sekolah yang sama. Bukan kenangan singkat yang mudah dihapuskan. Dan bukan pertemanan sesaat yang mudah dilupakan.Terlebih dari menyebut teman, aku dan teman-temanku lebih menyebut kami adalah saudara. Tertawa bersama, berjuang bersama, mengukir indahnya dunia bersama. Kami bahkan sempat membuat silsilah keluarga. Member paling tua kami panggil mbahe dan yang lain adalah anak-anak mbahe beserta menantu dan cucu-cucunya. Hal ini kami ingat sampai sekarang. Siapa yang kami panggil mbah akan terus dipanggil mbah. Siapa yang berperan sebagai adek, akan terus dianggap adek. Aku pastinya, karna aku anggota keluarga paling muda.

Sedikit cerita mengenai perjalananku menuju Ambarawa.
Jam berkumpul sudah ditetapkan. Jam 7 pagi! Dengan tergesa-gesa aku berangkat dari rumah menuju Semarang, khawatir telat dan membuat yang lain menunggu. Tapi aku lupa satu hal, bahwa dalam sejarah perkumpulan kita, tidak pernah sekalipun ada yang namanya tepat waktu. Aku hampir sampai di Semarang dan aku coba menghubungi semuanya. Beberapa jawaban mereka adalah --> Ais:"aku bangun kesiangan, ini baru bangun", Maii: "aku ini masih dikos, nunggu jemputan, tapi kayaknya sih dia baru bangun", ada yang menelfon ( itupun setelah kurang lebih 20 menit setelah aku sms ) dan dengan suara masih setengah sadar, Dhista: "aku baru bangun chik, nunggu Bagonk dan Poyeng, mereka belum berangkat dari rumah." Itu berarti satu dari Demak, satu lagi dari Pemalang.
Mungkin khawatir akan menunggu terlalu lama, Dhista memintaku menghubungi temanku yang lain, Ardi. Aku selalu memanggilnya papi, karna begitulah silsilah dalam keluarga kami. Ardi bilang bahwa dia akan berangkat dengan Ayu, mamiku. Bagus, ini berarti kami akan berangkat sebagi satu keluarga, aku, papi dan mami. Setelah menunggu kurang lebih 40 menit berdiri diatas high heels, akhirnya papi dan mami menjemputku. Tak pernah aku bayangkan sebelumnya, mereka menjemputku dengan pickup warna hitam. Hahahaha
Satu keluarga pergi ke pesta pernikahan dengan menggunakan pickup. Tapi tak peduli pickup, avanza, atau benz, yang terpenting adalah kebersamaan kita.
Dalam perjalanan menuju Ambarawa, hanya tawa yang selalu terdengar dari pickup hitam yang diisi oleh 3 orang ini.


Foto pernikahan Sevlen dan Nawa

Menikmati sisa-sisa acara

Sedikit narsis

Sedikit menyesal karna hanya beberapa foto yang kita ambil saat itu, tapi dengan foto yang sedikit, ada banyak kenangan, cerita, senyum dan tawa yang tercipta.
Sejauh apapun kalian saat ini, seberapa lamapun kita tak bertemu, persaudaraan kita takkan pernah lekang oleh waktu.. kekekeke :)
Love you guys.

5 komentar:

  1. Balasan
    1. Cerita kita.. :)
      lain kali kalo kumpul2 lagi, jangan lupa banyak2 foto ya.. :)

      Hapus
    2. Udah ngerasa tua...udah tau maluu..haha

      Hapus
  2. itu lg dimana kang poto2nyah??

    hehehhe akhirnya ketemu password juga hihihihi tengok2 blog aku jg yah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. di rumah temenku kung, Bandungan - ambarawa
      oke, aku mampir.. :)

      Hapus